Enam Belas Desember Dua Ribu Empat Belas,
Akan kujelaskan semuanya pada tulisan ini.
Kejadian beberapa waktu lalu, bukan sepenuhnya salahmu.
Berhenti untuk menyalahkan dirimu atau masih penasaran tentang diriku.
Waktu KITA telah terhenti sejak beberapa waktu lalu.
Bukan karena keegoisanku ataupun keegoisanmu.
Aku hanya memberikan spasi, nafas, dan pilihan untukmu.
Jika dirimu tidak dapat memilih, akulah yang akan memilih.
Bagiku, ini bukan mengalah. Tapi, aku memilih.
Memilih yang terbaik untuk jalan hidupku dan hidupmu.
Kuhentikan semua ini, karena satu titik yang tidak pernah aku temui lagi di dirimu.
Semakin aku jalani bersamamu, titik itu semakin pudar.
Aku tidak bisa membedakan kapan tulus itu terjaga di dirimu.
Kamu selalu berfikir tau segala tentang diriku.
Tapi, aku lebih baik mencoba berfikir tidak tau segala tentang dirimu.
Jika kamu berfikir satu langkah di depanku.
Selama ini aku berfikir dua langkah di depanmu.
Kata MAKLUM sudah sering aku usahakan untuk dirimu.
Tapi, apa daya?
Aku sudah letih dengan semuanya.
Lebih baik dirimu dengannya.
Menjalani apa yang seharusnya dijalani.
Aku baik-baik saja karena memang sesungguhnya rasa ini sudah lama mati.
Jauh sebelum aku mengenalmu.
Aku harap tidak ada namamu lagi di hidupku.
Begitupun namaku di hidupmu.
Anggap semua kisah kita, hanya hela nafas ketika bersama merasa letih.
Jangan pernah ikuti jejakku lagi, dan berusaha menerobos langitku.
Karena,
Sudah kutemukan kebahagiaan kecil di langit yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar