Powered By Blogger

Minggu, 27 Desember 2015

"Dirinya"

ia melangkah jauh ke tempat sepi,
berusaha menemukan jati diri yang hampir hilang.
ia yang belum piawai mengemudikan antara khayalan dan kebutuhan dengan terdiam dan merenung.
itulah ia dalam sepenggal cerita lampau.

menggerakkan pikiran dan kaki dalam arah yang berbeda,
berusaha melewati lampau cerita.
tapi, salah langkah.
dan ia membuat beberapa penggalan cerita baru yang tidak sama baiknya.

kemudian, ia bekerja keras melawan pikiran dan keinginan,
terkadang saat berada dalam retakan cerita, melakukan hal sebaliknya seperti akan membuahkan hasil yang lebih baik.
tapi, ternyata ia belum piawai.

ia kembali terjatuh,
belum menemukan jati dirinya,
belum mengetahui keinginan sejatinya,
dan belum berusaha menjauh dari cerita lampaunya.

apa yang ia lakukan?
apa yang ia butuhkan?

kemudian, ia berusaha tidak perduli dengan mereka.
ia bergerak dengan apa yang baik dari buku.
dan apa yang baik dari nasehat sahabatnya.

ia mulai mengkantongi cerita lampau.
menapaki kaki ke keramaian.
menghadapi apa yang selama ini terjaga dalam jarak.
dan melalui apa yang sebelumnya dianggap tidak biasa dilalui.
dan semakin lama ia mulai menerobos rasa ketakutan dan peraturan yang menjadi batasan dalam dirinya.

ia memang tidak terlihat jauh berbeda dari sebelumnya.
tapi, ia berusaha menanggapi semua menjadi hal yang berbeda.
ia menganggap semua ini harus dihadapi dan dijalani, bukan sekedar untuk dilewati.
karena pilihan hidupnya saat ini adalah membahagiakan dirinya atau membahagiakan orang lain.
bukan perihal bahagia atau tidak bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar