Powered By Blogger

Minggu, 20 November 2011

Enterpreneurship (Kewirausahaan)

Salah satu wacana mengatakan bahwa kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu. Saat abad pertengahan kewirausahaan dipergunakan untuk menjelaskan subjek yang menangani proyek produksi dalam skala besar. Berbeda halnya dalam bahasa perancis, kewirausahaan dapat dikatakan sebagai perantara. Pelaku dalam kewirausahaan, yang dapat membangun usaha sendiri dengan mengorganisasi usahanya dapat disebut sebagai wirausahawan.

Dalam kewirausahaan terdapat tiga jenis perilaku, yakni:

1. Memulai insiatif.

Adalah keadaan dimana kemampuan seseorang diusahakan untuk bertindak melebihi dari yang dibutuhkan dari suatu pekerjaan.

2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi melalui cara praktis.

3. Diterimanya resiko.

Kewirausahaan dalam perspektif sejarah

Bertujuan unuk pertumbuhan dan perluasan organisasi masing-masing usaha. Hal yang perlu dilakukan pada masa ini adalah membentuk suatu inovasi. Adanya inovasi dapat mempengaruhi suatu persaingan dengan usaha lain dan dapat dikatakan sebagai karakteristik utama dalam suatu kewirausahaan. Inovasi akan tumbuh jika adanya kreatifitas yang muncul dalam kewirausahaan.


Karakteristik wirausahawan

Pada dasarnya wirausahawan memiliki ciri-ciri, yakni memiliki tenaga, keinginan untuk inovatif, mampu menerima tanggung jawab pribadi, dapat mewujudkan peristiwa dengan cara tersendiri, serta bercita-cita untuk dapat berprestasi tinggi. Menurut McClelland, terdapat beberapa karakteristik dari wirausahawan yaitu akan dijelaskan pada tabel di bawah ini:


No

Karakteristik

Penjelasan

1.

Keinginan berprestasi

Ingin wirausaha yang ia jalankan mencapai suatu kesuksesan.

2.

Keinginan bertanggung jawab

Memiliki rasa tanggung jawab terhadap hasil yang dicapai dan dikerjakan secara kelompok.

3.

Preferensi resiko menengah

Mampu menetapkan tujuan yang membutuhkan tingat kinerja yang tinggi.

4.

Persepsi kemungkinan berhasil

Keyakinan kualitas kepribadian wirausahawan yang penting.

5.

Rangsangan umpan balik

Wirausahawan merangsang kelompok kerja untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi.

6.

Aktivitas energik

Wirausahawan sangat terlibat secara mendalam terhadap usahanya.

7.

Orientasi ke masa depan

Dapat merencanakan dan berfikir ke depan.

8.

Keterampilan organisasi

Pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien karena wirausahawan memilih seorang ahli dibandingkan seorang teman.

9.

Sikap terhadap uang

Memandang uang sebagai lambing konkrit dari tercapainya suatu tujuan.

Penentuan potensi kewirausahaan

Suatu wirausaha dapat dilihat potensinya dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:

1. Kemampuan inovatif.

2. Toleransi terhadap kemenduaan, yaitu kemampuan berhubungan dengan hal yang tidak dapat diprediksi.

3. Keinginan untuk berprestasi.

4. Kemampuan perencanaan realistis.

5. Kepemimpinan terorientasi pada tujuan.

6. Objektivitas, yaitu wirausahawan dapat mengumpulkan fakta dan mempelajarinya.

7. Tanggung jawab pribadi.

8. Kemampuan adaptasi.

9. Kemampuan organisasi.


Metoda analisa diri sendiri

Menurut McClelland terdapat tiga kebutuhan dasar dalam mencapai tujuan ekonomi, yakni kebutuhan berprestasi, kebutuhan berafiliasi (membentuk hubungan dengan orang lain), dan kebutuhan berkuasa (keinginan mendominasi dan meyakini orang lain tentang kebenaran). Selain itu, individu dapat mengungkapkan dan menelaah peristiwa yang dapat menimbulkan kekecewaan karir. Jadi dalam hal ini, individu tersebut harus dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Mengembangkan N ACH

Ada beberapa tahap dalam mengembangkan N ACH, yaitu membantu menyadarkan orang-orang terhadap potensi mereka, mengembangkan sindrom prestasi, memberikan dukungan kognitif, serta memberikan dukungan emosional dalam usaha mengubah diri mereka sendiri.

Setiap individu sebaiknya disadarkan atas potensi yang tertanam dalam diri masing-masing, kemudian diberikan motivasi agar individu tersebut dapat mengembangkan prestasi masing-masing. Sebagai wirausaha sebaiknya memberikan dukungan kepada individu tersbut baik secara kognitif ataupun emosional.

Manajemen Kewirausahaan

Dalam manajemen kewirausahaan terdapat identifikasi kesempatan-kesempatan dan analisa resiko. Kewirausahaan akan memiliki kesempatan-kesempatan jika berputar disekitar inovasi, dan terus memperbaharui inovasi dan lebih baik dalam mengerjakannya. Kewirausahaan pun dapat menimbulkan resiko yang dapat diperhitungkan, karena suatu usaha itu pasti memiliki dua kemungkinan yakni, berhasil ataupun tidak.

Sumber:

elearning.gunadarma.ac.id

e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar